"Burung dan Keong"

Sejenak Membongkar kembali dokumen-dokumen dalam file laptop, tanpa sengaja, kutemukan file yang merupakan sebuah kisah yang sempat dibaca dan disimpan karena punya makna yang cukup mendalam. Kini kisah ini dimunculkan kembali dan sepertinya menjadi inspirasi yang tepat bagi kita dalam hari-hari menjelang pesta demokrasi di beberapa wilayah di negara tercinta ini. Kisah Inspiratif Itu berjudul:

"Burung dan Keong"
(Sebuah Perlombaan)

Alkisah, pada suatu masa, adalah seekor Keong dan seekor Burung yang hidup di belantara hutan Serawak di Borneo Utara. Burung yang biasa melayang tinggi di angkasa dan sudah pernah terbang jauh dengan sayapnya yang perkasa, pada suatu hari menantang Keong untuk berlomba adu cepat mengelilingi daratan pulau Kalimantan. Burung berpikir”. Tentu saja gampang mengalahkan binatang lamban ini,. Keong menerima tantangan itu dan berkata , baik beri saya waktu tiga bulan dulu untuk mempersiapkan diri. Burung langsung setuju dengan penuh keyakinan tertawa dalam hati sambil membayangkan bahwa Keong pasti akan sia-sia saja mempersiapkan diri.
Akhirnya, hari perlombaan akbar itu pun tiba. Pada hitungan ke tiga Burung mengepakan sayapnya dan langsung melesat ke angkasa, melayang diatas rimba lebat. Sementara itu,  Keong pun mulai menggeserkan tubuh dengan kulit kerangnya yang lamban itu di atas tanah hutan berumput tebal. Pada akhir hari pertama  lomba ini, Burung berhenti di ranting sebatang pohon besar. Yakin bahwa Keong tak akan mampu menyusulnya, ia bermaksud rehat panjang sambil menikmati panorama alam hutan sekitar. Tapi alangkah kagetnya dia ketika dia melihat Keong juga sudah berada tepat di bawahnya, merangkak lamban di padang rumput. Burung sangat terkejut dan segera terbang kembali. Burung tak habis pikir bagaimana Keong itu bisa tiba sama cepatnya dengan dia. Mungkin dia salah arah dan terbang berputar-putar di tempat itu saja sehingga Keong juga ada di sana. Dia bermaksud tak akan salah lagi pada sisa perlombaan berikutnya.
Pada akhir hari kedua, Burung berhenti lagi untuk istirahat. Kali  ini dia berkata dalam hati: Pasti sekarang Keong sial itu sudah tertinggal jauh di belakang. Tetapi sekali lagi, dia lihat Keong sedang merangkak tepat di bawahnya. Tanpa banyak pikir, dia langsung terbang tanpa henti selama dua hari. Apa yang dia pikir sekarang hanyalah harus memenangkan perlombaan itu.
Pada akhir hari perlombaan atau hari terakhir lomba, Burung melihat garis akhir tak jauh di depannya dan dengan gembira dia berseru;” Ah, akhirnya saya menang juga dan bisa istirahat dulu sambil menunggu Keong sial dan lamban itu! . Namun , saat Burung hampir mencapai garis akhir sekali lagi dia terkejut melihat Keong sudah berada di sana lebih dulu. Kaget, bingung dan keletihan, Burung akhirnya jatuh ke bumi sambil menangis tak percaya pada apa yang terjadi.
Keong mendekati Burung  yang terkapar itu dan berkata “ Makanya jangan takabur, kawan ! Tidak selamanya yang serba besar dan kuat itu akan selalu menang, dan tidak selamanya yang serba kecil  dan lemah itu akan selalu kalah”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELIS DALAM BUDAYA LAMAHOLOT

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA : LANDASAN PEMBENTUKAN KARAKTER

CURICULUM VITAE